PEKANBARU, halamannusantara.com - Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan hujan buatan di Riau. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau.
"Informasi awal yang kami terima untuk pelaksanaan TMC di Riau dijadwalkan awal atau pertengahan April," kata Kabid Kedaruratan BPBD Riau, Jim Ghofur, Kamis (28/3/2024).
Jim mengungkapkan, TMC memang sangat dibutuhkan untuk membantu menurunkan hujan buatan di Riau. Sebab sejak beberapa pekan terakhir ini cuaca di Riau cukup kering dan minim curah hujan. Kondisi ini sangat rawan menyebabkan karhutla.
"Cuaca di Riau memang cukup kering dan panas sejak beberapa hari ini, curah hujan sangat minim, jadi kita memang sangat membutuhkan TMC untuk membasahi lahan-lahan di Riau. Khusus lahan gambut," ujarnya.
Sementara untuk pengajuan bantuan helikopter patroli dan water bombing yang diusulkan Pemprov Riau ke pemerintah pusat hingga saat ini belum dikirim ke Riau.
"Belum, itu masih diproses admistrasinya, karena untuk pengoperasian heli ini kan panjang prosesnya, beberapa unit itu didatangkan dari luar negeri, operatornya juga dari luar, jadi izin-izinnya banyak yang harus dilengkapi," katanya.
Jim mengatakan, hingga saat ini jumlah daerah di Riau yang berstatus siaga darurat Karhutla terus bertambah. Terbaru, Kabupaten Kepulauan Meranti yang menetapkan Status Siaga Karhutla.
"Iya, yang terbaru baru menetapkan status siaga darurat Karhutla adalah Meranti, jadi total sudah 4 daerah di Riau yang sudah menetapkan status siaga darurat Karhutla," katanya.
Sebelumnya ada tiga kabupaten kota yang sudah duluan menetapkan status siaga darurat Karhutla. Yakni Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak dan yang terbaru adalah Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Akan menyusul Pelalawan, saat ini sedang dalam pembahasan untuk penempatan status siaga darurat Karhutla," ujarnya.
Sementara untuk update kondisi Karhutla di Riau, saat ini masih dua daerah yang masih dalam proses pemadaman. Yakni di Dumai dan Meranti.
"Karhutla yang masih proses pendinginan ada di Meranti dan Dumai," katanya.
Sebelumnya Penjabat (Pj) Gubernur Riau (Gubri), SF Hariyanto menginstruksikan kepada para bupati dan walikota di Riau diminta untuk menjaga wilayah dari ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Instruksi ini bahkan disampaikan langsung oleh
Seluruh bupati dan walikota harus menjadikan isu Karhutla ini sebagai perhatian yang serius. Sebab ancaman Karhutla yang berdampak terhadap bencana kabut asap, tidak hanya menganggu kesehatan, namun juga bisa mengganggu perekonomian, sosial dan pendidikan.
"Saya minta bupati dan walikota, tolong dijaga wilayahnya masing-masing, jangan sampai terjadi kebakaran lahan dan dibiarkan meluas," kata Pj Gubri.
Pj Gubri tidak ingin kebakaran di Bumi Lancang Kuning berdampak secara nasional, karena kabut asap yang timbulkan akibat dari kebakaran lahan yang meluas.
"Jangan sampai kebakaran berdampak secara nasional. Jadi mari kita jaga wilayah kita dari kebakaran, agar daerah kita aman dan kondusif, sehingga masyarakat yang menjalankan ibadah puasa tentram dan tidak terganggu adanya kabut asap," katanya.
(Mediacenter Riau/sa)