PEKANBARU, Halamannusantara.com - Pedagang Pasar Limapuluh bertransaksi melalui QRIS saat ini. Seharusnya, penerapan QRIS ini memecut Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pemko Pekanbaru menerapkan hal yang sama.
"Pedagang Pasar Limapuluh sudah bertransaksi dengan QRIS. Seharusnya, organisasi perangkat daerah (OPD) juga membuat QRIS," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Jumat (18/8).
Jika tak bisa menerapkan QRIS secara masif, buat pelopornya. QRIS bisa diterapkan di 21 puskesmas secara serentak.
"Kemudian, parkir ada potensi besar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Imam Munandar/Harapan Raya, dan Jalan Soebrantas. Terapkan pembayaran QRIS di tiga jalan ini. Mudah-mudahan, capaian PAD bisa terus meningkat," ucap Muflihun.
Pemko Pekanbaru bersama Bank Indonesia (BI) perwakilan Riau dan Bank Riau Kepri (BRK) meluncurkan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Pasar Limapuluh, Senin (15/11/2021). Aplikasi ini dapat digunakan pedagang dan pembeli dengan transaksi non tunai.
"Kami telah meluncurkan aplikasi Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) QRIS di Pasar Limapuluh. Sistem pembayaran QRIS akan memberikan banyak manfaat," kata Kepala BI Perwakilan Riau Decymus usai peluncuran aplikasi QRIS saat itu.
QRIS merupakan salah satu bentuk perubahan budaya. Di Pasar Limapuluh ini, pembeli dan pedagang didorong berpindah ke alat pembayaran yang bersifat digital.
"Bukan hanya memudahkan konsumen, tapi juga bisa mendorong usaha para produsen. Namun, kami harus mendorong di sisi pedagang. Karena, banyak pedagang yang tidak tahu pembayaran secara digital," ungkapnya.
Maka, sosialisasi penggunaan QRIS perlu dilakukan supaya pedagang menyediakan alat bayar digital. Dengan pembayaran digital, masyarakat tak perlu datang ke pasar.
"Pasar yang semula bersifat pasif, hanya menunggu pembeli, sekarang bisa pesan langsung ke pedagang. Artinya, omzet pedagang akan meningkat. Kalau omzet meningkat, usaha pedagang itu bisa jadi lebih besar," jelas Decymus.
Kesempatan yang sama, Deputi Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Internal Bank Indonesia Perwakilan Riau Asral Mashuri menjelaskan, setiap aplikasi teknologi memiliki risiko. Dalam mengaplikasikan teknologi QRIS ini, BI sudah melakukan beberapa pengamanan.
Jadi, setiap pedagang diberikan One Time Password (OTP). Ketika mengaktifkan aplikasi untuk bisa menerima pembayaran, pedagang diberikan OTP yang umurnya hanya 5 menit.
Setelah diaktifkan, maka aplikasi tersebut sudah aman karena servernya sudah dikunci. Pedagang juga diberikan PIN pembayaran.
"Hingga saat ini, kami pastikan belum ada kasus pembayaran digital menggunakan QRIS yang fraud. Kecuali, PIN itu diberikan kepada orang lain. Penggunaan QRIS juga terhindar dari risiko uang palsu," jelas Asral. (Advertorial)